Menciptakan mindset ber-wirausaha terhadap mahasiswa
Di jaman digital saat ini, tidak ada jaminan seorang sarjana muda mendapatkan pekerjaan. Berbagai perusahaan semakin selektif menerima karyawan. Sementara itu, Setiap tahun atau bahkan duakali dalam setahun dipastikan seluruh perguruan tinggi, baik Negeri maupun Swasta me-wisuda-kan mahasiswanya dengan jumlah yang tidak sedikit. Bisa dibayangkan dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan, berapa ribu mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia telah menjadi sarjana.
Namun setelah para mahasiswa dengan sukses meraih gelar sarjana, tentu segudang tanggung jawab telah menunggu. jika pada saat itu, seorang mahasiswa sama sekali tidak mempunyai planing yang akan dilakukan, maka mereka Cuma akan menambah tingkat pengangguran. pun bagi mereka yang telah merencakan rute karir dengan berbagai program jauh sebelum wisuda, belum tentu dengan mudah terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan sejak awal. Alternatif akhir adalah menenteng ijazahnya untuk melamar pekerjaan atau melanjutkan studi kejenjang berikutnya bagi mahasiswa yang mempunyai perekonomian yang baik.
Bisa kita prediksikan secara global seberapa banyak perusahaan-perusahaan yang menawarkan lowongan kerja dan seberapa banyak instansi pemerintah yang menawarkan pekerjaan dibandingkan dengan ribuan pelamar setiap tahunnya. Dan pelamar tersebut belum termasuk non sarjana, jika digabungkan pelamar tersebut nilainya bukan lagi ribuan malahan bisa mencapai angka jutaan pelamar kerja. Sangat mustahil pelamar sebanyak itu terakumulasi dalam berbagai berusahaan apapun. Walhasil pengangguran semakin bertambah serta tidak menutup kemungkinan angka kriminal dan kemiskinan juga semakin meningkat karena faktor ekonomi yang tak tercukupi.
Fenomena di atas akan berbalik menguntungkan baik dari kacamata negara, sosial maupun individu ketika para sarjana yang berjumlah banyak tersebut memiliki berbagai usaha dibidang apapun. Andaikan dari ribuan sarjana tersebut 50% saja memiliki usaha sendiri, maka mereka bukan lagi mencari kerja (job seeker)akan tetapi berbalik sebagai pencipta lapangan kerja (job creator) untuk membantu usaha yang ditekuninya. dengan demikian tidak menutup kemungkinan juga semua para sarjana akan tercover dalam dunia usaha untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran yang ada di Indonesia.
Selain itu perekonomian negara pun akan terbantu dan pemerintah tidak perlu lagi merencanakan program pengentasan kemiskinan karena tawaran pekerjaan bagi tingkat paling atas sampai paling bawah tentu akan tersedia, jika para sarjana yang profesional memiliki mindset wirausaha yang baik dan fair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar